Kamis, 24 November 2011

Artikel "Satriyo 5E"

Runtuhnya Semangat Cinta Budaya Indonesia

Begitu besar dan luasnya wilayah Indonesia yang mencapai 1.919.440 km persegi dengan jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk pada 5 juni 2010 adalah sekitar 237.556.363 yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia.  Melihat keadaan seperti itu tentu begitu banyak perbedaan diantara satu pulau dengan pulau yang lainnya. Khususnya jika ditinjau dari segi kultur budaya yang ada di Indonesia terdapat berbagai macam suku budaya yang ada di Indonesia, mulai dari ujung Timur Aceh sampai ujung Barat di Papua.
 Dari berbagai macam kultur budaya yang ada di Ibu pertiwi kita ini ternyata begitu kompleks permasalahan-permasalahan yang muncul seiring perkembangan jaman yang berkembang. Banyak budaya yang masuk dari Negara luar yang mengakibatkan eksistensi budaya bangsa menjadi terusik. Karena masyarakat cenderung lebih mengikuti budaya “orang lain” ketimbang budaya sendiri. Penyimpangan pola pikir inilah yang seharusnya menjadi topik di headline media masa daripada hanya menyoroti kasus Gayus Tambunan yang entah bagaimana kelanjutannya,kasus penyalahgunaan dana wisma atlet yang tak kunjung kelar ataupun berita artis – artis ibukota yang menghalalkan segala cara untuk menunjang ketenarannya.
Indonesia adalah negeri dengan beribu kultur budaya yang bermacam. Tentunya sebagai seorang calon pendidik harus lebih peka dan tanggap terhadap hal itu. Perlu di ingat beberapa bulan yang lalu terjadi pengakuan dari negara lain soal budaya Indonesia. Muncul di benak kita beberapa pertanyaan siapa yang harus bertanggung jawab atas permasalahan itu. Apakah pemerintah, para petinggi daerah, para pendidik ataukah masyarakat ?? semua itu hanya akan menimbulkan permasalahan baru jika mereka tidak memberikan solusi yang jelas.  Hal pertama yang seharusnya kita lakukan ketika mendengar budaya diakuisisi oleh bangsa lain adalah kita berkaca pada diri kita masing – masing bukannya saling menyalahkan. Kondisi seperti itulah yang pada akhirnya menyebabkan mudahnya bangsa lain mengakui kultur budaya bangsa kita karena kurangnya kesadaran dan perhatian terhadap keberadaan budaya di sekeliling mereka yang sebenarnya tanpa mereka sadari adalah merupakan sebuah warisan luhur yang seharusnya kita jaga dan lestarikan.
Berbicara tentang budaya tanpa mengetahui arti dari budaya itu sendiri adalah pekerjaan yang sia – sia. Banyak dari sebagian masyarakat yang mengartikan lain tentang budaya, mereka beranggapan bahwa budaya adalah sebuah kebiasaan dari masyarakat yang merupakan warisan nenek moyang. Berdasarkan bahasa sanskerta arti dari budaya itu sendiri adalah kata budaya (buddhayah) yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Pengertian di atas tersebut dapat diketahui bahwa budaya itu sendiri adalah hal – hal yang berasal dari manusia dan dikerjakan oleh manusia itu sendiri. Tapi pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak memahami akan hal tersebut. Mereka cenderung bangga akan budaya yang datang dari luar yang pada hakekatnya adalah pemikiran dari orang lain yang disesuaikan dengan kondisi keadaan di lingkungan masyarakat dimana budaya itu berasal. Dari semua itu ada yang  lebih mengenaskan lagi ketika budaya itu masuk ke bangsa kita sama sekali tidak sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan kita.
Perlu diketahui beberapa waktu yang lalu sebagian dari budaya kita mendapat pengakuan dari UNESCO yang membuat bangsa lain tidak lagi bisa dengan semena – mena mengakui budaya bangsa Indonesia. Sebanyak 11 situs budaya Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia, antara lain Batik, Wayang, Keris, Angklung, dan situs manusia purba Sangiran. Mengenai batik, dalam menjaga dan mengembangkannya kedepan tidak ada masalah, karena sekarang tidak hanya kaum tua, generasi muda pun sudah memakai kain batik, sementara keris hanya digunakan sebatas sebagai pelengkap pakaian adat. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bapak Jero Wacik dalam konggresnya mengatakan “Untuk mempertahankan keris sebagai warisan budaya dunia, memang tidak mudah dan ini menjadi tantangan tersendiri, maka lewat kongres ini harus bisa dijabarkan untuk keris agar tidak saja menjadi pelengkap pakaian adat. Tapi juga bisa sebagai benda seni dan bisa menjadi nilai tambah dan tidak hanya generasi tua, tetapi juga muda yang menyenangi,” Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahlinya Bidang Politik Maryanto mengatakan bahwa keris memang pada awalnya sebagai senjata untuk melindungi diri, tetapi sekarang sudah tidak terbatas pada fungsi tersebut saja. Keris selain untuk senjata melindungi diri, dan simbol status sosial juga sebagai barang seni yang bernila tinggi dan juga sebagai barang sovenir yang bisa mendatangkan keuntungan bagi perajin keris.
"Jadi mengenai pelestarian keris itu apa bila dikelola dengan baik juga bisa mendatangkan kesejateraan bagi masyarakat," katanya.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa bangsa Indonesia pada khusunya memiliki berbagai macam budaya yang plural dan menanti kita para elemen masyarakat Indonesia untuk membantu mengembangkan dan melestarikan budaya tersebut agar tidak diakui oleh bangsa lain. Perlu ditanamkan kepada para calon – calon penerus perjuangan bangsa untuk mencintai budaya yang ada di Indonesia dan dengan bangga mengaku bahwa mereka adalah bangsa Indonesia yang cinta akan budayanya.
Seandainya semua elemen masyarakat bisa lebih peka dengan kondisi budaya yang ada di sekitarnya tentu ancaman punahnya budaya di Indonesia tidak akan muncul. Selama masih ada kesadaran dan perhatian dari masyarakat itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar